Assalamualaikum....
Posted by : Hanung Rabu, 28 Maret 2018



Abstrak
 Upaya manajemen bencana alam yang terjadi di Indonesia saat ini memerlukan dukungan dari media massa dalam melakukan komunikasi kepada masyarakat. Degradasi lingkungan dan global warming menyebabkan wilayah Indonesia menjadi rawan bencana. Informasi mengenai situasi pra bencana, saat kejadian, dan pasca bencana menentukan terbentuknya keamanan dan kemampuan warga menghadapi bencana. Media massa dapat berperan sebagai early warning system dan melakukan edukasi bagi masyarakat. Konvergensi media saat ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi mengenai bencana penting yang dapat mendukung efisiensi manajemen bencana. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pengemasan informasi bencana di media massa, baik media cetak dan online sebagai bentuk komunikasi bencana kepada masyarakat. Konsep yang digunakan sebagai dasar kajian adalah jurnalisme bencana, komunikasi risiko bencana dan manajemen bencana. Metode penelitian menggunakan studi literatur dan analisis teks framing pada media cetak dan online yang memberitakan berita bencana, dengan pilihan kasus pada pemberitaan oleh Kompas. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa peran komunikasi bencana menentukan keberhasilan pemerintah untuk memberikan informasi bagi keamanan masyarakat dan mengatasi bencana yang terjadi. Kajian ini memberikan kontribusi bahwa optimalisasi komunikasi bencana secara terpadu penting dalam manajemen bencana, sinergi dengan pelibatan media massa dan masyarakat dalam distribusi informasi melalui pemanfaatan media.
Kata kunci: peran media massa, komunikasi risiko bencana, manajemen bencana, framing media




Ringkasan

Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis
Penyajian berita bencana di media massa dikelompokkan menjadi dua kategori: bencana alam dan anthropogene (bencana akibat kinerja manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang melampaui batas kewajaran dan tidak ramah lingkungan)
Fungsi media massa yaitu : memiliki tanggung jawab untuk ‘meluruskan’ informasi dan menjelaskan rumor yang berkembang, menyajikan fakta dari realitas sebenarnya, mampu menenangkan masyarakat dari kepanikan akibat bencana dengan berita yang akurat dan lengkap, dan memberikan informasi tentang cara dan langkah yang harus dilakukan masyarakat dalam kondisi darurat
Dukungan media massa dalam aktivitas pengelolaan komunikasi ataupun koordinasi dapat mengurangi risiko bencana atau memperkecil tingkat kerentanan dan bahaya akibat bencana.
Bagi para pengambil keputusan, baik pemerintah pusat, daerah, pakar bencana alam dan masyarakat, diharapkan semakin meningkatkan komunikasi agar pelaksanaan manajemen bencana sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan nasional di berbagai daerah di Indonesia
Pendekatan jurnalisme bencana terkait tiga hal :
1.    Jurnalisme bencana menginformasikan tentang dampak dan kronologis bencana serta mendidik masyarakat.
2.    Jurnalisme bencana mengungkap data dan fakta yang akurat.
3.    Jurnalisme bencana tidak memberitakan sesuatu hal yang melukai perasaan korban bencana.

Komunikasi risiko bencana harus memperhatikan konteks kegiatan dalam manajemen bencana yang mencakup tahapan:
1.    Pencegahan (prevention)
2.    Mitigasi (mitigation)
3.    Kesiapan (preparedness)
4.    Peringatan Dini (early warning)
5.    Tanggap Darurat (response)
6.    Bantuan Darurat (relief)
7.    Pemulihan (recovery)
8.    Rehabilitasi (rehabilitation)
9.    Rekonstruksi (reconstruction)
Unit analisis dalam jurnal ini adalah pemberitaan mengenai erupsi Gunung Raung di harian Kompas (surat kabar) dan Kompas.com (online) selama bulan Juli 2015.
Kesimpulan hasil analisis pembingkaian (framing) berita bencana pada surat kabar harian Kompas dan media online Kompas.com belum menyajikan pengetahuan mengenai bencana secara detil dan jelas. Frame berita masih menekankan peristiwa dampak erupsi Gunung Raung pada aktivitas penutupan bandara yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi dan pariwisata. Fungsi sebagai early warning masih perlu dioptimalkan dan lebih menekankan pada aspek kemanusiaan agar media massa dapat mendukung edukasi kesiapan dan kemampuan masyarakat menghadapi bencana alam.
Disarankan agar para jurnalis media massa dapat menerapkan pendekatan jurnalisme bencana dengan didasari empati untuk menghasilkan pemberitaan bencana yang tidak merugikan masyarakat. Empati kepada korban bencana diharapkan mampu membangun optimisme hidup korban bencana. Selain itu, jurnalisme warga atau citizen journalism perlu diperhatikan oleh pihak media massa karena dapat menjadi jembatan bagi khalayak untuk mengetahui informasi tanpa batasan dan dukungan pada media komunitas juga diperlukan untuk melengkapi informasi yang dapat diakses masyarakat melalui internet.


Analisis

Dari ringkasan jurnal dengan judul “OPTIMALISASI KOMUNIKASI BENCANA DI MEDIA MASSA SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN BENCANA” menurut analisis saya dipandang dari segi komunikasi sudah cukup efektif apalagi dalam jurnal ini penelitian dilakukan dengan memfokuskan satu sumber dengan melihat dua sisi pada dua media sekaligus yaitu media cetak (kertas) dan media online (elektronik). Dilihat dari tujuan komunikasi dari contoh sumber tersebut cukup jelas dan medianya sudah dapat tersampaikan dengan baik yaitu dengan memberi kemudahan memahami pesan yang diberikan.
Bentuk komunikasi yang ditampilkan yaitu komunikasi verbal efektif, dimana sebagian besar syarat komunikasi verbal telah terpenuhi seperti makna pesan yang ringkas dan jelas, bahasa mudah dipahami dan diterima oleh khalayak umum, tujuannya jelas, sesuai dengan norma yang berlaku, disampaikan dengan tulus dan berdasarkan fakta lapangan yang ada.
Unsur komunikasi didalamnya juga memuat pesan yang informatif yaitu memberikan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang menuntun komunikan untuk mengambil keputusan.
Hal lain yang sangat perlu diperhatikan karena komunikasi tersebut memuat pesan yang amat penting dan berhubungan dengan informasi bencana, kevalidan data dalam menghasilkan informasi sangat ditekankan sebagai upaya manajemen bencana dengan melibatkan dukungan media massa.
Dengan melalui pendekatan jurnalisme bencana, informasi yang dihasilkan harus tepat sasaran sehingga tidak menimbulkan kerugian di dalam masyarakat.
Dalam penelitian tersebut ada beberapa kekurangan salah satunya belum menyajikan pengetahuan mengenai bencana secara detil dan jelas. Sehingga fungsi informasi yang pada dasarnya untuk early warning kurang berjalan maksimal sehingga edukasi kesiapan dan kemampuan masyarakat menghadapi bencana alam kurang terencana dengan baik.
Untuk itulah diperlukan adanya peningkatan komunikasi dari berbagai pihak seperti pemerintah pusat, daerah, pakar bencana alam dan masyarakat. Sehingga informasi yang dihasilkan bisa lebih berkualitas, tepat sasaran dan sesuai tujuan yang ingin disampaikan.
Dengan begitu menghadapi era kemajuan teknologi, informasi yang disampaikan baik melalui media cetak maupun media online harus jelas sumbernya agar informasi tersebut dapat tersampaikan dengan benar.
Point dari segala informasi adalah Komunikasi yang menjadi kunci utama dalam mencapai suatu tujuan agar berjalan dengan efektif dan efisien.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Statistik Pengunjung

Popular Post

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © ~Berbagi Coretan~ -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -